Minggu, 01 Oktober 2017

Joget Comel


Budak kecik yang comel berjoget Melayu (*net)

Ragam Tutur Sapa Menyapa Berdasarkan Urutan Kekerabatan


Fakta empirik menunjukkan bahwa, baik sapaan maupun kesantunan, keduanya merupakan unsur bahasa yang penting dalam proses komunikasi. Hal ini jelas terlihat pada beberapa pustaka yang secara bervariasi menjelaskan kedua topik tersebut, antara lain seperti ditemukan dalam pustaka pragmatik, tindak tutur, dan sosiolinguistik. Bahkan Linda Thomas dan Wareing dalam buku Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan(2007:232—235) telah secara eksplisit memuat tentang sistem sapaan, dan secara tersirat menjelaskan tentang kesantunan di bawah topik “Bentuk Diperhalus  (Mitigated Form) dan Bentuk diperkasar (Aggravated Form)(hlm. 128—130). 

Realitas semacam ini menggambarkan bahwa sapaan dan kesopanan sebagai fenomena dan konsep universal, agaknya dapat ditemukan di dalam semua bahasa du dunia. 

Tutur  Sapa Menyapa Berdasarkan Urutan Kekerabatan  Puak Melayu,  juga begitu halnya. 
Etnis Melayu yang ada dibanyak tempat,  seperti di wilayah timur Sumatera Utara,  Melayu Tamiang Nanggroe Aceh, Melayu Riau,  Melayu Kepulauan Riau,  serta lain lainnya di Pulau Sumatera dan sekitarnya,  Borneo Barat,  Malaysia,  Singapura,  serta Brunei. 

Ragam Tutur  Sapa Menyapa Berdasarkan Urutan Kekerabatan  Puak Melayu,  saya jelaskan sekelumit sebagai berikut:

Ulong itu dari kata Sulong,  bermakna yang terdahulu atau yang mula-mula sekali; anak yang tertua. 
Ucu/Uncu/Su/Busu adalah Bungsu, bermakna yang terakhir; yang termuda. Angah itu Tengah, dan seterusnya.

Dialek ‘E’ atau ‘O’ di wilayah suku Melayu mempengaruhi pula cara penyebutan, misalnya Angah disebut Ongah.
Pola ujar juga mempengaruhi, misalnya Kakak nan Sulung, diucapkan beragam, misalnya Kaklong, Takyung, Kak Iyong. 
Atau paman yang disapa dengan Pak Yong,  Pak Ngah,  Pak Cik. 

Dari berbagai keluarga Melayu dibeda tempat, terdapat pula sedikit ragam sebutan urutan, contoh:

1- Sulung (Iyong/Ayong/Ulong), 
2- Tengah (Angah), 
3- Alang, 
4- Ateh/Uteh, 
5- Andak, 
6- Uda, 
7.Anjang.

1- Ulong 
2- Angah 
3- Uda 
4- Andak 
5- itam 
6- Uteh 
7- anjang.

Ada pula: 
1- Along,
2- Angah,
3- Uda,
4- Uteh,
5- Andak,
6- Alang,
7- Anjang,
8-Achik,
9-Ucu.

Juga ada:
1. Along,
2. Angah,
3. Uda,
4. Uteh,
5. Alang,
6. Anjang,
7. Itam,
8. Andak,
9. Achik,
10. Sue/Uchu/Ucu/Usu.

Jadi jika mempunya 2 orang anak saja maka yang Sulung tetap Ulong, namun urutan kedua bukan Angah, tetapi ia Bungsu. 
Jika Cuma punya 1 anak saja, ia bukan Ulong, tapi Tunggal (Unggal) dan seterusnya.

Jika seluruh urutan habis, namun masih ada lagi anak, maka urutan dibalikkan ke urutan pertama dan seterusnya, hanya ditambah kata Cik, misalnya Ulong Cik, Ngah Cik, dan seterusnya.

*M Muhar Omtatok – Orang Melayu di Sumatera Timur.