Sabtu, 24 Februari 2018

Silat Harimau


Silat Harimau 

Di negara ini ada sejumlah aliran yang menggunakan jurus harimau yakni Cikalong (Jawa Barat), Melayu Sumatera Timur (Sumatera Utara) misalnya Ababil Hijaiyah
dan perkumpulan lainnya. 

Di luar negera jangan ditanya lagi peminatnya sangat besar. Ini tantangan bagi negara ini, jangan sampai orang sini belajar silat kepada orang Belanda, Jerman, Australia, Inggris atau Amerika.

Khusus untuk Silat Harimau Melayu Sumatera Timur yang ada di Sumatera Utara. Terus terang,  kesulitan menemukan narasumber (pesilat) yang menguasai Silat Harimau. Kalau pun ada, bukan guru besarnya melainkan orang (murid) yang pernah belajar Silat Harimau dengan salah satu pecahannya yang terkenal di Tanjung Pura yakni, Silat Ababil Hijaiyah. 

Padahal dalam banyak kisah, hikayat, hingga dongeng; silat harimau begitu banyak disebutkan. Bahkan 'Denai' - Jejak Harimau disebut membawa ilham dalam beladiri Melayu.

Berdasarkan tulisan dari Majalah Jurus No. 20 / Th.I /Juni 2000 bertajuk Harimau Hijaiyah dari Langkat disebutkan, “Pada PON ke-IX tahun 1977, di kelas 65-70 kg tanding putra juara pertamanya memiliki gaya bertanding yang unik. Bahkan oleh pesilat lain ia dibilang terlalu menantang. Si juara tersebut adalah Ahmad Bukhari Ramzan dari Perguruan Harimau Hijaiyah-Langkat, punya gaya khas dengan membentangkan kedua tangannya satu ke atas yang lain ke bawah lebar-lebar mengundang serangan lawan setiap posisi bersiap. 

Dia tidak melakukan kuda-kuda seperti umumnya. Tetapi begitu lawan menyerang apakah dengan tendangan atau pukulan, langsung disambut dengan terkaman pacih Harimau Hijaiyah atau jurus kombinasi kait dan gedor yang kuat, cepat, siku, lutut, dan lengan semua bergerak.” 

Suka atau tidak suka, jurus Silat Harimau mana pun yang ada di dunia termasuk yang disegani di antara jurus-jurus yang lain tetapi silat bukan tergantung jurus melainkan kembali ke manusianya. 

Satu hal yang sedikit difahami awam setakat ini, adalah pengertian dari jurus meniru gerakan harimau. Contoh: jurus harimau tidak selalu menngutamakan cakaran (clawing, ripping) dan posisi merangkak berjalan seperti seekor harimau. Seni bertempur silat didasarkan gabungan pelbagai teknik cakaran, cengkeraman, tendangan dan lain sebagainya sampai berujung kepada maut. Di sinilah terjawab teka-tekinya, agaknya harimau pun tak sedemikian “canggih” cara bertempurnya dalam jarak dekat hanya manusianya saja yang menafsirkannya demikian hebatnya.

Dalam sebuah sumber asing ditulis bahwa Di Melayu Langkat Sumatera Timur tepatnya di Tanjungpura, dapat ditemukan aliran Silat Harimau disebut Harimau Hijaiyah. Di sini, saat-jurusnya sesuai dengan huruf Hijaiyah atau tulisan Arab, dari Alif, Ba, Ta, dan Takat Ya.

Silat Harimau Hijaiyah didirikan oleh Syarifuddin bin Mohammad Kahar. Abdul Jalil disebut Atuk  Guru Tua pendiri silat Hijaiyah juga. Abdul Jalil  sendiri adalah anak dari seorang syekh dari Naqshbandi di Kota Pinang, Rantau Prapat Sumatera Timur.

.....

Petikan tulisan itu menyebutkan:
"In  Langkat Malay, (Sumatra East), precisely in Tanjongpura, can be found the flow of Silat Harimau is called Tiger Hijaiyah. Here, the moment-jurusnya in accordance with the letters Hijaiyah or Arabic script, from Alif, Ba, Ta, and so takat Yes.

Silat Harimau Hijaiyah was founded by Syarifuddin bin Mohammad Kahar. Abdul Jalil , called Atuk Old Master, founder of Silat Hijaiyah too. Abdul Jalil  himself was the son of a sheikh of the Naqshbandi in Kota Pinang, Rantau Prapat Sumatra East.

In the article "Hijaiyah Tiger", has a style that is unik.Si champion Ahmad Bukhari Ramzan of College Tiger Hijaiyah langkat. He has a style stretched one hand up and the other down in the wide, such as inviting the opponent to attack.

"He did not do horses like a general. But once the opponent to attack, whether with kicks or punches, instantly greeted with terkaman "paci" Tiger Hijaiyah or a combination of hooks and knocked stance is strong and fast. Can wear anything Ramzan do. Either elbow, knee, arm, or the palm and fist, "writes the magazine.Hijaiyah Silat Harimau is then developed into neighboring country, Aceh, and also spread to the peninsula, such as Kuala Lumpur, Johor and Penang).*[Muhar Omtatok] 

Bunga Mas


Bunga mas adalah suatu bentuk adat bertoleransi perkawanan,  dari Penguasa-Penguasa Melayu kepada negeri yang berjiran. 

Seperti yang dikirim setiap tiga tahun sekali dari Terengganu, Kelantan, Kedah, dan Pattani, kepada Raja Siam, dan ini menjadi sikap berlebihan pihak Melayu kepada bukan Melayu. 

Bunga Mas sama seperti 'Bunga Balai'  dalam adat tradisi Melayu di Sumatera Timur,  cuma Bunga Emas ini terdiri dari pahatan pokok kecil dari emas dan perak, yang pemberiannya biasa diikuti dengan hadiah lain seperti kain, senjata dan hamba sahaya. 

Menurut catatan dalam Hikayat Mahawangsa, sebuah bunga mas dikirim oleh penguasa Kedah sebagai mainan untuk pangeran Siam. 

Namun toleransi Melayu yang 'si trenah' ini, dalam pandangan Raja Siam, bunga mas dianggap sebagai lambang ketundukkan dan upeti. 

Kebiasaan ini berakhir pada tahun 1909, setelah penandatanganan Perjanjian Inggris-Siam,  pemerintahan Inggris mengambil alih kuasa di sebagian besar bagian utara semenanjung Melayu.
Lalu Melayu akhirnya membayar mahal dan sangat terugikan melebihi Bunga Mas,  yaitu Pattani Darussalam pun  menjadi negeri jajahan Siam alias Thailand hingga kini.

Minggu, 04 Februari 2018

Bingka Labu Ambun



Bahan-bahan:

6 butir telur
150 gram gula
200 ml santan pekat
50 gram tepung terigu ,
1 sdt vanili bubuk
½ sdt garam
150 gram Ambun dikukus, haluskan
(Ambun adalah sejenis labu Cucurbita moschata, labu merah),
Mentega secukupnya, untuk olesan
Tepung terigu secukupnya, untuk taburan.

Cara membuat:

Panaskan santan dan gula sambil dikacau kacau hingga mendidih.
Angkat dan biarkan dingin. Kocok telur hingga putih dan mengembang, masukkan labu ambun kukus yang telah dihaluskan, kocok perlahan hingga rata. Tambahkan garam dan vanili, kacau.
Masukkan tepung terigu dan santan secara bergantian sambil dikacau perlahan hingga tercampur rata.
Tuang adunan ke loyang diameter 18 cm yang telah diolesi mentega dan ditaburi sedikit tepung terigu.
Panggang dengan suhu 180 derajat celcius selama 25 menit hingga tanak.
Angkat dan keluarkan dari loyang.
Setelah dingin, potong-potong.*(muhar)


 



Kamis, 01 Februari 2018

Kampung Melayu Jakarta


Kongsi Niaga atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perniagaan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde Westindische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.

Terkabar bahwa pada tahun 1619 saat VOC mulai menaklukan Jayakarta,  di masa VOC itu lah awal berhimpunnya orang-orang beretnis Melayu. 


Menurut pemerhati sejarah yang juga pendiri Komunitas Historia Indonesia, Asep Kembali, leluhur Kampung Melayu memang merupakan etnis melayu yang berasal dari utara Selat Malaka, utara Pulau Sumatera, Singapura, Malaysia dan sekitarnya.

Adalah Wan Abdul Bagus, seorang kapitan pasukan Suku Melayu yang berperan besar di masa VOC berniaga di Nusantara pada akhir abad 17 dan awal abad 18. 
Beliau juga dikenal sebagai pendiri Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur di Batavia atau Jakarta sekarang.


Wan Abdul Bagus adalah seorang Puak Melayu yang lahir di Pattani (kini Pattani menjadi wilayah Melayu di Selatan Thailand), yang merupakan putera dari seorang Melayu  bernama Encik Bagus.

Di masa VOC,  Wan Abdul Bagus dikenali juga sebagai kepala pasukan atau kapitan  yang membantu timbal balik  dengan alasan dan kepentingan masing-masing bagi VOC dan pihak Wan Abdul Bagus.

Mengenai kampung tempat orang-orang Melayu tinggal, Menurut Heuken, Kapitan Wan Abdul Bagus-lah yang “mendirikan Kampung Melayu di Meester (Cornelis).”

Menurut Alwi Shahab dalam Betawi Queen of the East (2004), di daerah yang sekarang bernama Kampung Melayu, dulu tinggal pasukan melayu pimpinan Kapitan Wan Abdul Bagus. Agak ke selatan lagi, ada bawahan Wan Abdul Bagus bernama Encek Awang asal Sumatera yang tinggal bersama pasukannya. Encek Awang dan orang-orang Melayu itulah yang menjadi cikal-bakal daerah bernama Cek Awang (kini dikenal menjadi Cawang).

Wan Abdul Bagus meninggal pada usia tua di tahun 1716. Seharusnya jabatan kapitan beralih kepada puteranya yang bernama Wan Muhammad dari istri pertama,  ditambah lagi Wan Muhammad juga sudah menikah dengan perempuan bangsawan bergelar Syarifah,  namun Wan Muhammad wafat sebelum ayahnya berpulang. 
Akhirnya jabatan Kapitan beralih kepada Wan Abdullah,  anak Wan Abdul Bagus dari istri orang kebanyakan. 

Kapitan Wan Abdullah saat menjabat banyak berbeda langkah terhadap VOC.  Hingga setelah ia,  tidak tercatat lagi ada kapitan disitu dari etnis Melayu. *(muhar)