Lahir tahun 1937, Putri dari Achmad Rasjid, seorang turunan bangsawan Langkat. Achmad Rasjid dan ayahandanya mendapat besluit no 14/tahun 1920 dari Asisten Residen Simeloengoen dan Karolanden menjadi Penghulu ke dua menggantikan ayahandanya di Bandartinggi.
Hingga Hj. ROSMALINA lahir bukan di tanah moyangnya di Langkat, tapi di Bandartinggi dan pindah ke Tebingtinggi saat revolusi sosial 1946.
Menempuh pendidikan formal Sekolah Guru, Kursus Akuntansi Bond A – Bond B, Kursus Tik; Sekolah Memasak. Beliau adalah pakar kuliner Melayu dan budaya Melayu. Hj. Rosmalina merupakan penggagas terbentuknya Himpunan Wanita Melayu Indonesia (HWMI) di Kota Tebingtinggi bersama Hj Nurlan Karim; dan awal diberi mandat pembentukan. HWMI adalah organisasi wanita Melayu di tubuh MABMI.
Hj Rosmalina melestarikan kuliner asli Melayu, misalnya Manisan Halua khas Melayu. Berbagai jenis Halua langka, seperti buku bemban, tebukan asli dan sebagainya, ia ajarkan keseluruh pelosok negeri. Selain masakan Melayu, Hj Rosmalina juga mengembangkan budaya tutur Melayu.
Menikah di Tebingtinggi dengan Matdin Syah Putera bin Tengku Sortia, seorang TNI pada tahun 1958. Memiliki sembilan orang anak.* (dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar