Niat yang jernih tiada culas,
Budi terpuji santun terkemas;
Berukir halus Pending beremas,
Tanda mulia marwah nan ikhlas
Pending
Jenis: Perhiasan tradisional
Asal budaya: Melayu (Sumatera, Semenanjung, dan
pesisir Nusantara)
Bahan: Emas, perak, atau suasa (campuran emas dan
tembaga)
Teknik: Kerawang (ukiran tembus pandang), tatah
ukir, dan tatah timbul.
Deskripsi
Kuratorial
Pending Melayu adalah hiasan berbentuk
pengancing atau kepala tali pinggang yang merupakan perhiasan diri dalam
pakaian adat Melayu, ada jenis untuk pria maupun jenis untuk wanita, digunakan
untuk mengikat kain sarung atau sampin, dan dahulunya melambangkan status
sosial berdasarkan penggunaan logam mulia seperti emas dan perak; serta
dalam beberapa tradisi juga dikenakan di bagian dada. Pending memiliki bentuk
yang khas - berupa lempengan logam lebar dengan motif ukiran halus dan kerawang
yang memperlihatkan keindahan seni logam tradisional.
Terbuat dari emas, perak, atau suasa, pending tidak
hanya berperan sebagai pelengkap busana adat, tetapi juga menjadi simbol kemuliaan,
kehormatan, dan status sosial bagi pemakainya. Pada masa lampau, pending emas
umumnya dikenakan oleh kaum bangsawan, penghulu, dan tokoh adat, sedangkan
pending dari perak atau suasa digunakan oleh masyarakat umum dalam upacara
resmi dan perayaan adat.
Motif ukiran yang terdapat pada pending biasanya
menampilkan ragam hias flora atau juga rajah seperti bunga tanjung, pucuk
rebung, dan sulur-suluran, yang melambangkan kesuburan, kebijaksanaan, serta
kehalusan budi pekerti - nilai-nilai utama dalam falsafah hidup Melayu.
Makna
dan Nilai Budaya
Dalam budaya Melayu, pending tidak sekadar benda
perhiasan, tetapi juga penanda identitas dan simbol spiritual.
• Keindahan bentuknya mencerminkan cita
rasa seni yang tinggi dan halus.
• Kerawang bertebuk melambangkan
keterbukaan hati dan kejernihan niat.
• Cahaya logamnya melukiskan kemuliaan
akhlak dan kebersihan jiwa.
Sebagai bagian dari warisan busana adat Melayu,
pending menjadi bukti nyata perpaduan antara fungsi praktis, keindahan
estetika, dan makna filosofis yang mendalam dalam satu karya seni perhiasan
tradisional.
Konteks
Pemakaian
Pending biasanya dikenakan bersama:
• Busana adat pria Melayu: Baju Melayu
atau Baju Sikap, dilengkapi kain samping dan tengkuluk atau juga destar.
• Busana adat wanita Melayu: Baju kurung
atau kebaya labuh, dikenakan di dada sebagai pelengkap kalung dan dokoh.
• Upacara adat dan pernikahan Melayu,
sebagai lambang martabat dan kehormatan keluarga.
Kesimpulan
Pending adalah mahakarya perhiasan logam tradisional
Melayu yang mengandung perpaduan nilai estetika, simbol sosial, dan filosofi
hidup. Ia menjadi bukti bahwa keindahan dalam budaya Melayu selalu berpadu
dengan makna moral dan spiritual yang tinggi - bahwa kehalusan budi dan
kemuliaan akhlak adalah perhiasan sejati manusia.* (M. Muhar Omtatok)






Komentar