Jumat, 06 Maret 2015

Tiang Rumah Panggung Melayu berusia 1000 Tahun di Medan

Tiang Rumah Panggung Melayu berusia 1000 Tahun di Medan - Sumatera Utara

Seribu tahun lalu, sudah terdapat pemukiman Melayu di Kota Medan. 
Tiang kayu dungun Melayu tahun 1080, berdasarkan Uji Karbon Laboratorium C14.

Temuan para Arkeolog di wilayah administratif Kota Medan, tepatnya di bagian Utara kota ini, tepatnya di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.

Menurut peneliti dari Pussis UNIMED, Prof, Phil Ichwan Azhari, di kecamatan ini ditemukan jejak kota kuno abad 11 berdasar bukti-bukti ribuan temuan arkeologis yang tidak terbantahkan.
Temuan arkeolgis di situs kelurahan Paya Pasir yang sejak Jhon Anderson pertama kali menyebut (1823) dengan nama Kota Cina, jelas Ichwan, telah dituangkan dalam dua disertasi Jhon Miksic (1979), Mckinnon (1984), puluhan  publikasi internasional peneliti dalam negeri dan asing, termasuk  eskavasi 6 tahun (2010-2016)  team kerjasama Pusat Arkeologi Nasional dan EFEO Prancis pimpinan Daniel Perret.

“Kini sedang ditunggu buku tebal hasil penelitian 6 tahun team  Prof Daniel Perret menggunakan teknik moderen berbasis laboratorium seperti uji karbon, tes DNA, analisis biokimia, geoarcheologi/geomorphologi, tes fisika atas kaca, batuan, keramik dan tembikar.” ujarnya, kepada media, Senin (17/9/2018).
Ichwan menuturkan, salah satu hasil tes laboratorium yang sudah dipublikasikan adalah Analisis Laboratorium (C14) terhadap bagian kayu bekas tiang rumah yang ditemukan sekitar 1.3 m dibawah tanah, yang tes laboratoriumnya menunjukkan kayu itu berasal dari tahun 1080.

Analisis kayu kuno ini, masih kata Ichwan, dilakukan di Harwell atas dukungan dana dari Universitas Durham. (Mckinnon, 1984). Kayu yang diduga tiang bangunan itu dikenali dengan nama lokal (Melayu) sebagai Kayu Dungun (Heritiera littoralis Dryand), satu spesies kayu yang dianggap sebagai kayu Melayu yang paling tahan banting.
Potongan kayu kuno ini terselamatkan dan   terpelihara dengan baik sampai saat ini akibat karakter tanah lapisan bawah situs yang dipenuhi air payau. Air payau mengandung komposisi kimia alami yang berfungsi sebagai pengawet benda benda organik ratusan bahkan seribuan tahun.

Kayu bekas permukiman orang Medan terus dikumpulkan dalam sebuah lobang berair payau di dalam Museum Kuno Kota Medan yang terletak di Kelurahan Paya Pasir. 
Juga terdapat kayu Nibung Kuno, Kayu Ulin dan berbagai kayu lain yang belum teridentifikasi.

“Bulan April 2017 yang lalu di lokasi depan museum saat penduduk membuat waduk pengendali banjir dikedalaman 1,5 meter ditemukan puluhan tiang kayu kuno yang masih terpacak dan belum bisa dicabut. Bongkahannya yang di duga kayu Ulin kuno diserahkan warga ke museum,” ungkapnya.

Lubang-lubang bekas fondasi atau tiang rumah Melayu tersebut, ditemukan diberbagai kotak eskavasi situs ini sejak tahun 1980 an, seperti nampak dalam salah satu kotak eskavasi Mckinnon terlampir.

Adanya tiang rumah penduduk Melayu dari kayu pilihan, membuktikan  adanya permukiman menetap yang stabil selama ratusan tahun di kota Medan. Berdampingan dengan tiang tiang rumah kuno itu ditemukan sampah dapur warga Medan kuno seperti jutaan kulit kerang , tulang hewan mamalia serta ikan.

Tengku Luckman Sinar juga pernah melakukan penelitian di wilayah ini, dan pernah mempublikasikan penelitiannya tersebut.






Tidak ada komentar: