Sulalatus Salatin atau Sejarah Melayu diperkirakan
dikarang pada sekitar tahun 1612-1615 Masehi. Beberapa sumber
menyebutkan penyelesaiannya pada tahun 1612 oleh Bendahara, sementara sumber
lain menyebutkan antara Februari 1614 dan Januari 1615 oleh Tun Sri Lanang
(Bendahara Paduka Raja).
Penulisan Sulalatus Salatin dikaitkan dengan Tun
Sri Lanang, seorang pujangga Melayu yang juga dikenal sebagai Bendahara Paduka
Raja dari Kesultanan Johor. Karya ini dianggap sebagai salah satu karya
sastra Melayu klasik terbaik dan telah menjadi bahan kajian selama
berabad-abad.
Beberapa versi Sulalatus Salatin yang berbeda telah
beredar, termasuk versi pendek dan versi panjang yang memiliki perbedaan dalam
detail sejarah, terutama mengenai Minangkabau.
Karya ini juga telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Inggris,
Prancis, dan Mandarin.
Penting untuk dicatat bahwa Sulalatus Salatin bukan
hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga sebuah karya sastra yang indah dan
sarat dengan nilai-nilai budaya Melayu.
Sebagai sebuah karya sastra Melayu klasik, Sulalatus
Salatin atau Sejarah Melayu ini berisi sejarah dan silsilah raja-raja
Melayu, terutama di Melaka. Selain itu, karya ini juga memuat berbagai
aspek kehidupan masyarakat Melayu pada masa itu, termasuk adat istiadat, sistem
pemerintahan, dan peristiwa penting.
Karya ini secara rinci menceritakan asal usul dan
silsilah raja-raja Melayu, dimulai dari Sang Sapurba hingga masa Melaka. Sulalatus
Salatin mengisahkan kerajaan, mulai dari pendirian, masa kejayaan, hingga
kejatuhannya. Karya ini juga memuat berbagai adat istiadat, nilai-nilai
budaya, dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat Melayu pada masa
itu. Ia memberikan gambaran tentang sistem pemerintahan dan birokrasi yang
diterapkan dalam Kesultanan Melaka.
Karya ini mencatat berbagai peristiwa penting,
seperti peperangan, hubungan diplomatik, dan interaksi dengan kerajaan lain. Selain
unsur sejarah, iajuga mengandung unsur mitos dan legenda yang berkaitan dengan
kepercayaan dan mitologi masyarakat Melayu pada masa itu. Dengan
demikian, Sulalatus Salatin bukan hanya sebuah karya sejarah, tetapi juga
sebuah cerminan kehidupan dan kebudayaan masyarakat Melayu pada masa lalu.
Sejarah Melayu ini memuat tokoh-tokoh penting
dalam sejarah Melayu, termasuk raja-raja, bangsawan, dan tokoh penting
lainnya. Misalnya Sang Sapurba, tokoh legendaris yang dianggap sebagai
nenek moyang raja-raja Melayu, keturunan Iskandar Zulkarnain, yang turun di
Bukit Siguntang.
Muncul pula nama raja-raja Melaka, seperti Sultan
Iskandar Syah, Sultan Muhammad Syah, Sultan Mansur Syah, Sultan Alauddin Riayat
Syah, Sultan Mahmud Syah, dan lain-lain, yang diceritakan kisah pemerintahan
dan perannya dalam sejarah Melaka. Muncul pula Bendahara Paduka Raja (Tun
Perak), seorang tokoh penting yang menjabat sebagai bendahara, penasihat raja,
dan pemimpin militer Melaka, yang sangat berjasa dalam kejayaan Melaka.
Tak ketinggalan ada tokoh-tokoh laksamana yang
terlibat dalam berbagai peristiwa penting, seperti Laksamana Hang Tuah,
Laksamana Hang Jebat, dan lain-lain, yang dikenal dengan keberanian dan
kesetiaannya.
Tokoh-tokoh lain seperti Tun Ali, Tun Mutahir, dan
tokoh-tokoh lain yang memiliki peran dalam peristiwa-peristiwa. Sulalatus
Salatin juga menceritakan tokoh-tokoh dari kerajaan Melayu lain yang memiliki
hubungan dengan Melaka, seperti raja-raja dari Pasai, Haru, dan kerajaan lain
di Nusantara. Secara keseluruhan, Sulalatus Salatin mencatat berbagai
tokoh yang terlibat dalam sejarah Melaka, dari masa awal berdirinya hingga masa
kejatuhannya.
Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu) ini tidak hanya
menyajikan sejarah dan silsilah raja-raja Melayu, tetapi juga memberikan contoh
penggunaan bahasa Melayu yang kaya dan indah pada masanya.
Ia ditulis dalam bahasa Melayu klasik dengan aksara
Jawi atau aksara Arab Melayu. Karya ini menjadi salah satu sumber penting
untuk memahami perkembangan bahasa Melayu pada periode tersebut. Menggunakan
gaya bahasa yang puitis, metaforis, dan kaya akan kiasan. Gaya bahasa ini
mencerminkan keindahan bahasa Melayu klasik. Kajian bahasa dalam Sulalatus
Salatin mencakup analisis terhadap kosakata, tata bahasa, dan struktur kalimat
yang digunakan. Hal ini membantu para ahli bahasa untuk memahami bagaimana
bahasa Melayu berkembang dari waktu ke waktu.
Sulalatus Salatin memiliki berbagai versi dan naskah
yang tersebar di berbagai tempat. Kajian naskah ini penting untuk memahami
bagaimana teks tersebut mengalami perubahan dan adaptasi selama proses
penyalinan dan penyebaran. Sulalatus Salatin menunjukkan bagaimana bahasa
digunakan untuk merekam dan menyampaikan peristiwa sejarah, serta membentuk
identitas budaya.
Komentar