“Ampun Patik beribu ampun
Sembah Patik harap diampun
Menghadap Tuan orang nan santun
Puak Melayu kita berhimpun”
“Bujang Dara puak Melayu
Berpakaian elok berparas bangsawan
Jikalau menurut resam Melayu
Tabiat elok hati tertawan”
“Pelaminan bertingkat tebukan kayu
Adapun juga disebut peteraana
Usah dibuang petuah Melayu
JIka tak hendak hidup merana”
“Budak betandang sambil menebuk
Budak bertandak berkain panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang”
“Adalah kayu ditebuk tekat
Daun purun anyamkan tikar
Bahasa Melayu, bahasa beradat
Santun terujar, elok terdengar”
“Urat mana yang kita cencang
Urat kayu di tengah laman
Adat mana yang kita pegang
Adat Melayu zaman berzaman”
“Gambus mana yang kita pegang
Gambus jati bergagang kayu
Adat mana yang kita pegang
Adat jati orang melayu”
“Kuat kayu bercabang besar
Pucuknya tinggi akar melilit
Adat Melayu dibentang lebar
Menutupi bumi dengan langit”
“Inilah Sumpah Puak Melayu:
Mempertahankan kepentingan & hak Melayu
Mempertahankan kedaulatan Raja Raja Melayu
Memperjuangkan ikhtisad & pelajaran bangsa Melayu
Mempertahan maruah supaya aman sejahtera selalu”






























DATUK HAMPARAN PERAK – 1870

DATUK SUNGGAL – 1870 (koleksi: M Muhar Omtatok)

PENGANTIN MELAYU. Tebing Tinggi – 1958 (koleksi: M MUHAR OMTATOK)
Bedak Sejuk Seri Wajah ala puak Melayu lampau. Kunun
wajah akan berseri hingga mersing terpancar.
Cara membuat: Rendam beras yang sudah dicuci bersih sampai jadi pati. Lebih
baik direndam air bunga mawar.
Kacau pati beras dgn daun kemuning, pandan, kapur sotong atau boleh juga daun
kering nangka yang ditepungkan.
Dulu dibacakan ramuan tadi dengan:
“Bismillahirrahmanirrahim. Hai nur sekalian nurul. Masuk meresap
dalam pemutih sitinggi naik ini. Berkat lailaha ilallah”.
Lalu bulat bulati, taburi kenanga, pandan, melur. Setelah kering. Sebelum
dimasukkan dalam tempat dibacakan doa:
“Bismillahirrahmanirrahim. Hai ruh bedak sitinggi naik. Berangkat engkau
akan nur. Tetabur engkau akan nur. Naikkan seri muka sesiapa saja yang memakai
bedak ini. naikkan tuah badan. berkat doa bedak sitinggi naik. kasih diorang
selingkup alam.kabul doa pengajar guruku.mustajab akan dikami. berkat laailaha
illallah”.
Dr. Pieter Vincent van Stein Callenfels atau sering
disebut P.V. van Stein Callenfels,
lahir di Maastricht, Belanda pada tanggal 4 September 1883. adalah
seorang arkeolog yang melakukan penelitian penting di pesisir timur Sumatera.
Ia membuktikan Medan dan wilayah pesisir timur Sumatera adalah wilayah tua
prasejarah.
Penelitiannya terkait kjokkenmoddinger (timbunan sampah dapur purba) di sepanjang pantai
timur Sumatera pada tahun 1925. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
masyarakat pada masa lalu di daerah tersebut sangat bergantung pada kerang dan
siput untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Selain kjokkenmoddinger, ia
juga menemukan kapak genggam (yang kemudian disebut Kapak Sumatera), batu
pipisan, dan fosil manusia purba.
Penelitian Van Stein Callenfels di pantai timur
Sumatera pada tahun 1925 sampai 1926 mengungkap keberadaan kjokkenmoddinger,
timbunan sampah dapur purba yang didominasi oleh cangkang kerang dan siput.
Ada pula penemuan kapak genggam yang kemudian dikenal sebagai Kapak Sumatera. Selain
kapak, ditemukan pula alat-alat batu seperti batu pipisan, penelitiannya juga
menemukan fosil manusia purba.
Van Stein Callenfels menyimpulkan bahwa masyarakat
pada masa lalu di Sumatera Timur sangat mengandalkan hasil laut, khususnya
kerang dan siput, untuk bertahan hidup.
Diantara pusat penelitian itu adalah daerah yang
terletak di kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
kini. Kemudian dijumpai di daerah Kabupaten Langkat, yaitu di tiga tempat yang
letaknya dekat garis pantai. Pada desa Sukajadi, Kecamatan Hinai-Langkat luas
Bukit -Kerang itu 2 ha, di desa Paya Rengas 5 ha dan di desa Pasar III Tanjung
Beringin 5 ha . Bukit-bukit kerang itu letaknya beberapa kilometer dari garis
pantai timur Sumatera Utara sekarang ini.
Kapak batu yang dikenal dengan flake dan pebble
pertama kali ditemukan oleh J .H.Neumann di Batu Kerang (Deli) pad a tahun
1924. Benda itu berukuran 155 X 95 X 70 mm. dan dapat dipastikan seumur dengan
benda-benda yang diketemukan pada bukit-bukit kerang.
Bukit Kerang dilaporkan untuk pertama sekali pada
tahun 1907 diketemukan di dekat Seruwai arah Belawan tetapi waktu itu belum
diduga bahwa itu adalah hasil kegiatan manusia. Kemudian hal itu terbukti,
karena di dalamnya diketemukan tulang-tulang binatang, alat penumbuk dan alat
pemukul. Penyebaran bukitbukit kerang itu dijumpai orang pada daerah yang
berjarak 130 km dan sekarang terletak 10 sampai 15 km dari garis pantai.
Madrasah di Sumatera memiliki sejarah panjang yang
dimulai pada awal abad ke-20. Madrasah Adabiyah, didirikan di Padang
Panjang pada tahun 1907 oleh Syekh Abdullah Ahmad. Kemudian, pada tahun
1908, berdiri Madrasah Adabiyah di Padang, yang juga diprakarsai oleh Syekh
Abdullah Ahmad. Sejarah madrasah di Sumatera Utara ditandai dengan munculnya
organisasi Islam seperti Al-Jami'atul Wasliyah pada tahun 1930. Madrasah ini
memiliki nama sebutan di masyarakat, misalnya Mahtab dan ada yang menyebutnya
Sekolah Arab.
Sebelum muncul bentuk Madrasah ini, selama ratusan
tahun telah ada tempat pembelajaran Islam dalam bentuk tradisional yang duduk
di tikar.
"Tuan Kadi" atau "Tuan Kali"
adalah seorang hakim yang memiliki wewenang untuk menyelesaikan masalah hukum,
termasuk masalah pernikahan di Sumatera Timur. "Tuan Kadi" dalam
hal ini adalah sebutan untuk seorang Kadi yang memiliki kedudukan atau wibawa
tertentu. Dalam konteks pernikahan, Kadi bisa bertindak sebagai wali
hakim, yaitu wali nikah yang ditunjuk karena ketiadaan wali nasab (wali
keluarga) atau karena alasan-alasan tertentu yang mengharuskan penggunaan wali
hakim, sama seperti “Penghulu’ dalam istilah baru di Jawa. Di Sumatera Timur
dulu, ‘Penghulu’ justru sebutan untuk jabatan, misalnya Kepala Kampung atau
orang yang dihunjuk sebagai pemimpin.
Foto: Tuan Kali Harun di Tebingtinggi
Komentar
Patik Haturkan kpd Tengku Haidir Soelaiman Gelar Tengku Kejeruan Bingei, Che' Dhana & Che' SIR,
Kiranya Melayu tetap jaya...
Pak..saya permisi pinjam koleksi fotonya untuk dipamerkan pada pameran perjuangan di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara 27 Juli-10 September 2011. Oh ya apa ada lagi foto-foto Jadul lainnya, saya pingin meihatnya misalnya senjata-senjata tradisional dll.
Saya Muhammad Syafri,maksud dan tujuan saya,saya ingin mengetahui sejarah tentang kerajaan bedagai secara detail dan lengkap dengan foto2 kerajaannya,sdh 2 than sy mencari sejarah tsb,tetapi blm jelas cerita yang sebenarnya,banyak versi,mohon kiranya bapak mau membantu berbagi sejarah tentang kerajaan bedagai tsb kpd saya,trima kasih.
Wassalam
Muhammad Syafri
msyafri25@yahoo.com
Phone : 0812 6579 0622
laman blog yang bagus untuk tatapan generasi orang2 melayu yang akan datang
kalau tak silap revolusi sosial pada bulan mac 1946 yang di digerakkan oleh parti komunis indonesia telah menghancurkan dan meruntuhkan sama sekali kesultanan islam melayu dan aceh di sumatera
kami org melayu jgk
Soekarno tuu la pencetus nya
Soekarno tuu la pencetus nya