Rabu, 21 Juli 2010

SAJAK-SAJAK TM MUHAR OMTATOK



1. KOMPUNAN
oleh: M Muhar Omtatok


Omak oi...
Odan kinin kompunan
Juadah yang dulu Omak tanak
Untuk makanan kocik, anak-anak Omak yang besusun betirip
:Bak tak mengayokan kodei Cino, alasan Omak
Padahal odan tau botul, bukan itu alasan sebonarnyo
:Bak menghemat gaji Ayah yang sekupang gonap

Kuwe Dadar
Lopat Sogan
Kuwe Talam
Sori Muko
Buah Malako
sampai Kuwe Jomput Jomput pun jadilah

Pacak botul kunun Omak membancur adun
Basamemah rimah
Tak tontu kain baju
Asal anak mangguyang dagu

Omak oi...
Odan kinin kompunan
Gulai Lambuk Kemumu beperoncah kopah
Anyang, Rondang Korang dek Joring, atau jugo Gulai Umput
Pekasam benabu-nabu Durian Tembago
Kalau tak ado, Sombam dek Lado Garam lalu jugo

Omak oi...
Odan kinin kompunan
Manisan Haluo batobuk-tobuk
Buah Botik dianyam Buku Bomban
Buah Pario dek Palo badoruk-doruk
Kalau tak ado, Selimpat, Buah Gelobuk, Buah Cekapung samo Merogat pun bolehlah

Omak oi...
Odan kinin kompunan
Dongeng menghantar tidur yang dulu Omak ceritokan
Si Lantik yang mengganti minyak Uwaknyo
Si Mardan, budak kampong nan durhako
Batu Bolah Batu Batangkup
Anak Ayam dan Kak Musang
Datuk Nayan Panglimo Nayan
hinggo cerito Tungtung Kapur, atau elok jugo cerito Kak Onam dek kisah Cek Monti.


Omak oi...
Odan
Kinin
Kompunan

(Medan, 1 Muharram 1427)

Kompunan: adalah Bahasa Melayu Sumatera Timur, dialek pesisir Batubara,Bedagai, Tebingtinggi dan sekitarnya. Kompunan atau Kompuhunan, diucapkan juga di daerah lain dengan "Kempunan atau Kempuhunan" bermakna "Sangat Kepingin dan Merindukan untuk dilakukan".



2. MANTERA (GAMIT SI GELAMIT)
oleh: M Muhar Omtatok


Gamit si gelamit, sangkut di gulang-gulang
Waktu setan menggamit, semangatku di situ pulang
Bertanak disesak, bertongkat batang jerami
Setan menyesak, aku menawari

Hambuslah maha dewa setan dari alir darah suciku
Bisikmu bisik khianat
Kusapu hembusan tipu dayamu
Dari cawat syahwat bejatmu

Oi … gamit si gelamit, sangkut di gulang-gulang
Waktu setan menggamit, semangatku disitu pulang
Aku tahu asal mula jadimu
Dari darah haid bini gundik iblis betina
Induk api akan tempatmu

Hambuslah maha raja setan dari alir rasa beningku
Bisikmu Bisik khianat
Kusapu hembusan tipu dayamu
Dari kabul khayal majalmu

Ala hai … gamit si gelamit, sangkut di gulang-gulang
Waktu setan menggamit, semangatku disitu pulang
Bertanak disesak, bertongkat batang jerami
Setan menyesak aku menawari

Hambuslah maha sakti setan dari alir benak fikirku
Bisikmu bisik khianat
Kusapu hembusan tipu dayamu
Dari cengkram geram kejammu

Alamak oi … gerinjam batu malela
Garam ditabur penghancur hati
polahmu terlalu gila
Gila tidak terobati

Oi…
Gamit si gelamit…

Medan, 23 Oktober 2002




3. JAMUAN LAUT
oleh: M Muhar Omtatok


Hanyut juadah atas lancang
Lepas jauh fuaka mengubah tuah
Biar sadar pisahkan gila sasau
Puah kiri di utara, Datuk Panglima Hitam
Puah kanan di barat, Mambang Katimanah

Tabur bertih atas setanggi
Cencaru, Senangin, Jenahar, Bilis sesat dalam lukah
Binipun tak lagi masam di bilik tidur
Puah kiri di timur, Mayang Mengurai
Puah kanan di Selatan, Mambang Kaliarus

Dara tempatan keselukan jembalang
Menginjak tarikan gebuk anyam lipan
Tolak Bala empat penjuru mata angin
Biar si Awang dan Zubaidah tak lagi kempuhunan gulai lemak

Pacak madah mantera seniman dahulu
Entah siapa empunya kata
Entah bilapun warta dimulai
Yang pasti perhelatan ramai berjuju

Puah kiri puah kanan
Jamuan laut setawar sedingin
Tok Pawang jadi penuntun
Kurafatkah? jadi tontonan

Medan, 25 januari 2004



4. DUHAI TUANKU SULTAN
oleh: M Muhar Omtatok


Duhai Tuanku Sultan
kapalmu sikayu jati, sedangkan bidukku kayu meranti
pengayuhku sudah retak mencari belah
di buritan bidukku tertitip perut anakku
sedang di kapalmu sesak sahaya mendukung uncang upeti

Duhai Tuanku Sultan
engkaulah kumbang, sedangkan aku pianggang
sungutku tak cecah menghisap madu
disungutku tergantung keranjang dapur biniku
sedang di sayapmu madupun kau kepakkan

Duhai Tuanku Sultan
engkaulah kembang, sedangkan aku kiambang
uratku tergantung tak sentuh bumi
pada uratku nafas mampu bertahan
sedang hasratku menggantang asap

Duhai Tuanku Sultan
gobekmu lentang lentung menumbuk sirih, sedang antanku tumbuk melukut
derai melukutpun hanya segenggam
di derai melukut terharap bubur bayiku
sedang gobekmu bertahta mutumanikam

Duhai Tuanku Sultan
gantangmu intan baiduri, sedang cupakku buluh berduri
pada cupakku tersukat taruna anakku
sebab anakku akan mencupak gantang sultanmu
sampai tahtamu bersandar punggung putraku.

Medan, 05 agustus 2002



5. ALAHAI MAMBANG …(ALAHAI JEMBALANG …)
oleh: M Muhar Omtatok


Alahai Mambang dari segala Mambang
Hadirlah dalam manteraku
Ini mantera sepi atas nama damai
Sepi akan jujur dan keterbukaan

“ karena busur si daun kencur
ambil dupa baca-bacakan
karena jujur orang terbujur
dalih keterbukaan orang buka-bukaan”


Alahai Jembalang dari segala Jembalang
Bertiuplah bersama asap kemenyanku
Dupa ini beraroma hiruk pikuk
Hiruk akan pendapat tak berakar

“ karena ketupat jangan dikerat
kerat pasir takkan bisa
karena pendapat orang berdepat
debat kusir tak berkuda”


Alahai jailangkung dari segala Jailangkung
Hadirlah atas nama waktu
Ini waktu sudah terbuang
Terbuang akan nikmat rancap dunia

“ celatuk sudahlah terbang
terbang bersarang di pohon kenari
ini waktu sudah terbuang
petang disangka pagi hari”


Medan, 13 agustus 2002