Kamis, 18 Maret 2010

TEPUNG TAWAR, PULUT BALAI & UPAH UPAH


oleh: M Muhar Omtatok

Assalamualaikum kata bermula
Kepada Tuan serta Saudara
Cara berpantun hamba berkata
Untuk menghidupkan budaya kita.

Pulut kuning Pulut pengupah
Letak tersusun atas cerana
Hilang sedih gilang susah
Upah-upahlah pula jadi ubatnya.

Tepuk tepuk sibatang kayu
Sesat seekor siikan baung
Tepung tawar budaya Melayu
Datang semangat, elok diuntung


Upah-Upah dan Tepung tawar merupakan kegiatan yang sering didengar pada saat orang pesta perkawinan di Melayu Sumatera Utara, Upah-Upah terutama ada di Asahan, Labuhan Batu dan sekitarnya.

Upah-Upah dan Tepung tawar sebenarnya merupakan dua kegiatan yang berbeda.
Tepung tawar dilakukan untuk mengikhlaskan semua kegiatan (segalanya menjadi Tawar), tak ada lagi yang tidak suka, tidak enak, apapunlah namanya.
Kalau di acara perkawinan maka semua yang menepung tawari secara tulus sudah mengikhlaskan segalanya untuk kedua mempelai. Tak ada lagi yang tak sesuai atau tak pantas.

Untuk menepung tawari dibutuhkan:

Ramuan Penabur
Bahan-bahan tepung tawar diletakkan di atas pahar (dulang tinggi) dan tempat terpisah-pisah seperti beras putih, beras kuning, bertih (pop rice), bunga rampai, dan tepung beras. Semua ini mempunyai makna yakni beras putih berarti lambang kesuburan,beras kuning berarti suatu kemajuan yang baik,bunga rampai bermakna keharuman nama dan tepung beras yang disebut bedak dingin memiliki arti kebersihan hati.

Ramuan Perincis
Ramuan perincis untuk tepung tawar terdiri dari semangkuk air, segenggam beras putih dicampur limau purut (limau mungkur) diiris-iris. Juga satu ikat bahan tepung tawar terdiri dari 7 macam bahan yakni:




DAUN SEPENUH (Proiphys amboinensis - syn. Eurycles amboinensis), SALAH SATU BAHAN PERINCIS TEPUNG TAWAR. DAUN SEPENUH MEMBUNGKUS DAUN KALINJUHANG, PEPULUT, GANDARUSA, JEJURUN, SEDINGIN DAN RUMPUT SAMBAU. Lambang rezeki dan kemakmuran.



DAUN SIDINGIN (Cocor Bebek, Kalanchoe pinnata), SALAH SATU BAHAN PERINCIS TEPUNG TAWAR. Lambang kesejukan, ketenangan, kesehatan.



JEJURUN (Starcytarpheta folia), SALAH SATU BAHAN PERINCIS TEPUNG TAWAR. Lambang kelanjutan hidup, kharisma.



RUMPUT SAMBAU (Eleusine indica), SALAH SATU BAHAN PERINCIS TEPUNG TAWAR. Lambang pertahanan, ketuguhan dan kekuatan hidup.

 


GANDA RUSA /SITAWAR (Justicia gendarussa vulgaris), SALAH SATU BAHAN PERINCIS TEPUNG TAWAR. Lambang perisai, penangkal gangguan.



PEPULUT (urena lobata pepulut), SALAH SATU BAHAN PERINCIS TEPUNG TAWAR. Lambang kekekalan .



DAUN KALINJUHANG (Cordyline fruticosa), SALAH SATU BAHAN PERINCIS TEPUNG TAWAR. Lambang penangkal kekuatan gaib, Kur semangat, Panjang umur dan tenaga. 




Pedupaan
Dalam acara tepung tawar juga disediakan pedupaan (dupa) tempat kemenyan atau setanggi dibakar yang tujuannya untuk wewangian.

Cara Menepung Tawar
Orang yang hendak ditepungtawar biasanya didudukkan pada tempat khusus semacam peteraana. Di atas kedua pahanya diletakkan kain panjang untuk menjaga kemungkinan tidak kotor atau basah oleh air tepung tawar. Lalu, si penepung tawar mengambil sedikit-sedikit bahan-bahan tepung tawar. Setelah itu diambil ikatan daun tepung tawar dan dicelupkan ke air tepung tawar dan disapukan di telapak tangan.

Setelah itu, orang lebih muda kedudukannya mengangkat kedua tangannya (menyembah) sebagai tanda penghormatan atau terimakasih. Jumlah orang yang menepung tawar berjumlah ganjil biasanya 7 atau 9 orang, atau kelipatan 2 x 7 orang, sewajarnya 7 orang. Dan jika tidak ada yang berpangkat didahulukan orang yang tertua untuk melakukan pertama kali.
Dipantang larangkan jika yang menepung tawari bertutur lebih muda, juga berpantang orang yang sedang hamil menepungtawari. Anak gampang dilarang menepung tawari dan ditepung tawari. 








Balai / Balei



Balai dinamakan juga Pulut Balai bagi masyarakat Melayu sangat penting. Keberadaannya dalam setiap upacara adat tidak bisa ditinggalkan dan menjadi kehormatan dan kebanggaan bagi yang menerima atau memberi balai. Balai dibuat dari kayu berkaki empat dan tingkatnya ada yang 3 atau 7 dan setiap tingkat berisi pulut kuning sebagai lambang kesuburan dan kemuliaan. Pada tingkat paling atas dari balai  diletakkan panggang ayam jantan sebagai lambang pengorbanan. Panggang ayam dipacakkan Bunga Balai (Kepala Balai). Setiap tingkat dari balai tersebut diletakkan telur berbungkus yang sudah dihias dan bertangkai lidi yang disebut Bunga Telur, kemudian dipacakkan ke pulut balai, berselang seling dengan Merawal (Panji Bendera).

Setelah itu balai diletakkan di tengah-tengah majelis sehingga memperindah pemandangan. Biasanya jika acara seremonial seperti perkawinan, bunga telur dibagi-bagi kepada undang yang hadir, kini bisanya peserta marhaban jika acara itu memanggil kelompok marhanan.

Pulut Balai dibawa kedua keluarga mempelai saat upacara perkawinan. Di pelaminan balai diangkat dan disembangkan pada pengantin dan disuapkan pulut kuning beserta ayam panggang. Saat khatam Qur'an, bunga telur/bunga balai/merawal dibuat dengan kesuluruhannya berwarna putih. Lebai/Lobe (guru mengaji) menyuapkan pada anak yang berkhatam, usai itu pulut balai dihantar ke rumah Lebai/Lobe/Mualim (guru mengaji) tersebut. Demikianlah sekelumit adat istiadat tepung tawar Melayu Sumatera Timur yang masih tetap dilestarikan hingga sekarang.




Upah Upah




Upah-Upah adalah upacara tradisional Melayu yang dikenal terbatas,  seperti di daerah Limo Luhak Rokan - Kabupaten Rokan Hulu Riau, serta di beberapa daerah Sumatera Utara seperti Asahan,  Kota Pinang,  Kualuh,  Panai, Bilah, Batubara,  Tebingtinggi, Serdang Bedagai,  serta sebagian kecil Deli.

Upah-Upah dilakukan untuk suatu menjemput semangat serta menaikkan tuah.
Makanya ada banyak macam upah-upah diantaranya :
Upah-Upah saat perkawinan : agar yang menikah memiliki semangat untuk membina hidup baru
Upah-Upah saat besunat : agar yang dikhitan memiliki semangat kembali.
Upah-Upah Songgot/Terkejut : dilakukan kepada orang yang baru mendapat musibah, kecelakaan, sakit dsb.
Upah-Upah memanggil semangat : dilakukan kepada orang yang sakit, agar dia memiliki semangat dan memiliki semangat untuk sembuh.

Upah-Upah biasanya dilakukan dengan menggunakan dulang atau talam berisi Pulut Kuning atau Nasi, kemudian diletakkan lauk khusus,  seperti Kepala Kambing,  atau Ayam,  atau Ayam dan Telur Ayam Kampung,  atau hanya Telur Ayam saja berjumlah ganjil.
Ada juga yang meletakkan di tempat lain seperti halia,  garam,  dan sebagainya.

Waktu mengupah-upah biasanya dulang atau talam tadi diangkat dan diputarkan di atas kepala orang yang diupah-upah. Menyampaikan kata-kata upah-upah yang dahulu semacam pantun bersinandung.


“Uuupah – upah satu duo tigo…uuupah –upah ….kuuur semangat….”